01.57

KONSEP SIG BERBASIS INTERNET BAGI PENGAMBIL KEPUTUSAN DALAM ERA OTONOMI


Saat ini SIG telah dimanfaatkan untuk berbagai bidang mulai dari pengeloaan sumberdaya alam, telekomunikasi, tata ruang, transportasi, properti, kesehatan, bencana alam, pendidikan, pemasaran, dan berbagai bidang lainnya. Kedua teknologi ini memiliki banyak perbedaan, walau akhirnya bisa digabungkan dengan menghasilkan manfaat yang lebih besar.

1. Pendahuluan
Dengan adanya UU No.22 dan 25 Tahun 1999, kewenangan otonomi daerah, terutama dalam bidang politik dan keuangan pada prinsipnya telah memberi peluang besar bagi kemajuan dan kemakmuran daerah. Persoalannya, tinggal bagaimana daerah itu memanfaatkan dan mengimplementasikan berbagai kewenangan itu dalam tataran yang lebih konkrit sesuai dengan hakikat dan tujuan otonomi daerah. Dengan demikian, optimalisasi menjadi suatu kata kunci mencapai keberhasilan yang diharapkan.
Pilihan strategis yang harus dilakukan dalam upaya mempercepat keberhasilan otonomi daerah itu adalah bagaimana meningkatan kemampuan strategis dengan mengedepankan cara-cara yang kreatif dan cerdas, termasuk dalam hal kesediaan daerah-daerah khususnya para pengambil keputusan untuk membuka diri dalam menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.
Penerapan teknologi informasi untuk pemerintah daerah diarahkan mulai pada proses perencanaan pembangunan, peningkatan pelayanan kepada masyarakat hingga pemberdayaan potensi daerah guna pembiayaan pembangunan.
Dalam hal perencanaan dan pembangunan kota/wilayah senantiasa berkembang sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perangkat teknologi Sistem Informasi Geografi (SIG) dapat diterapkan guna mengatasi masalah tersebut. Telah diakui bahwa SIG mempunyai kemampuan analisis keruangan (spatial analysis) maupun waktu (temporal analysis). Dengan kemampuan tersebut SIG dapat dimanfaatkan dalam perencanaan apapun karena pada dasarnya semua perencanaan akan terkait dengan dimensi ruang dan waktu. Pada perkembangan selanjutnya SIG kini telah dapat didistribusikan secara meluas dengan memanfaatkan jaringan Internet.


2. Internet dan SIG
Internet telah muncul sebagai salah satu teknologi yang mempengaruhi segenap aspek kehidupan manusia, khususnya dibidang bisnis dan pemerintahan, sehingga muncul istilah-istilah seperti b2b (busines-to-busines), b2c (busines-to-customers) dan g2c (government-to-citizen).
Sedangkan SIG, sebagai suatu tools yang didisain untuk memperoleh, menyimpan, memperbaiki, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografi telah mencapai kemajuan yang cukup pesat.
Saat ini SIG telah dimanfaatkan untuk berbagai bidang mulai dari pengeloaan sumberdaya alam, telekomunikasi, tata ruang, transportasi, properti, kesehatan, bencana alam, pendidikan, pemasaran, dan berbagai bidang lainnya.
Kedua teknologi ini memiliki banyak perbedaan, walau akhirnya bisa digabungkan dengan menghasilkan manfaat yang lebih besar.


2.1 SIG Berbasis Internet
SIG berbasis Internet, bukanlah teknologi yang berdiri sendiri. Teknologi ini terkait dengan HTML, Bahasa Pemrograman Web, paket software SIG dan database.
Arsitektur SIG berbasis Internet dapat diilustrasikan sebagai sistem client-server. Client dengan perangkat PC yang terhubung ke Internet melakukan permintaan ke Web Server, selanjutnya proses dilakukan pada server dan hasilnya dikirimkan kembali ke client dalam format HTML yang telah mengandung informasi geografi (misal: peta).
Secara umum, aplikasi SIG berbasis Internet dapat digolongkan dalam 4 bentuk yaitu: graphic snapshots (maps), spatial database catalogs, map generators dan real time map browsers.


2.1.1 Graphic Snapshots
A graphic snapshot adalah cara termudah untuk meletakan gambar peta pada web. Prosedur untuk membuat snapshots sangat mudah dan cepat, yaitu :
1. Membuat peta dengan paket software SIG.
2. Peta tersebut dijadikan file image (JPG atau GIF)
3. Membuat file HTML dan meletakan image tersebut pada dokumen web
Snapshots mudah diakses dan relatif cepat. Peta yang ditampilkan bersifat statis, tidak bisa dilakukan proses pembesaran peta (zoom) atau penggunaan secara interaktif. Contoh Graphic Snapshots dapat dilihat pada website: http://ag.arizona.edu/SRER/.


2.1.2 Spatial Database Catalogs
A spatial database catalog memiliki 4 (empat) komponen: metadata (informasi tentang data spasial), index map (menampilkan lokasi peta-peta), graphic previews (static snapshots, seperti GIF images), dan spatial data dalam format digital. User yang mengakses dapat mengambil (download) file-file tersebut namun tidak dapat langsung dilihat melalui web browser, yang dapat dilihat hanya dalam bentuk snapshotnya. File-file peta digital yang didownload umumnya dalam bentuk Arc/INFO export format (.e00 files), ArcView Shape files, AutoCAD DWF files, dan SDTS (Spatial Data Transfer Standard) sehingga selanjutnya dapat diolah dengan paket program SIG (seperti : ARC/View). Contoh spatial database catalogs dapat dilihat pada website berikut : http://www.igsb.uiowa.edu/nrgis/gishome.htm.


2.1.3 Map Generators
Map generators menggunakan form berbasis web. Untuk mendapatkan peta, user memasukan spesifikasi seperti lokasi, layer thematic maupun simbol-simbol. Informasi ini akan diolah pada sebuah SIG server (contoh:Arc/INFO server) kemudian digenerate menjadi images (file GIF). Selanjutnya file GIF tersebut dikirim kembali ke browser. Keunggulan map generators adalah user dapat mengakses peta sesuai dengan keinginannya sedangkan kelemahannya adalah dari sisi kelambatan prosesnya. Contoh map generator dapat dilihat pada website: http://tiger.census.gov/.


2.1.4 Real-time Map Browsers
Real-time map browsers menyediakan akses ke data spasial yang sangat besar dan mengijinkan user untuk melakukan browse, display, query, retrieve, dan update peta secara on line. Real-time browsing mengharuskan tersedianya server data spasial yang kuat. Proses penyajian peta dilakukan oleh program dalam bentuk script CGI (common gateway interface). Contoh Real-time browsing dapat dilihat pada website: http://recreation.e-maps.ca/.


2.2 SIG Mobile
Perkembangan teknologi komunikasi telah memungkinkan aplikasi SIG diakses secara mobile. Munculnya peralatan-peralatan (devices) mobile seperti handphone, PDA, Pocket PC, Hand Held PC serta teknologi Wireles Network telah merubah paradigma pemanfaatan aplikasi SIG. Di Indonesia saat ini telah ada operator telekomunikasi yang penyediakan layanan GPRS (General Packet Radio Service) yang memungkinkan akses Internet melalui mobile devices dengan kecepatan mencapai 40 Kbps.
Dari sisi aplikasi SIG yang dapat dikembangkan secara mobile adalah seperti informasi kemacetan lalu lintas secara realtime, rute perjalanan, pencarian lokasi ATM/SPBU, lokasi potensi perikanan dan lain-lain.


3. Manfaat SIG berbasis Internet
Untuk melihat manfaat dari SIG berbasis Internet ini dapat ditinjau dari sisi People/Task, Hardware serta Software.


3.1 People/Task
Tingkatan orang dan pekerjaan yang terkait dengan pembangunan SIG berbasis Internet adalah Doers, yaitu orang yang memang pakar dalam membuat dan mengelola aplikasi SIG, kedua adalah User, yaitu orang yang bertugas menganalisa data dan pengambil keputusan sedangkan yang ketiga adalah Viewer, yaitu orang atau masyarakat yang mengakses SIG.
Perbandingan antara pakar yang membangun aplikasi SIG, para pengambil keputusan yang melakukan manipulasi dan analisa data serta masyarakat yang memanfaatkan aplikasi SIG tersebut adalah 1:10:100. Aplikasi SIG berbasis Internet dapat menjangkau lebih banyak pengguna, sehingga dampak dari informasi yang disajikan dapat dinikmati oleh masyarakat luas. Para pengambil keputusan yang ingin melakukan analisa SIG tidak perlu lagi menemui pakar pembuat SIG atau masuk ke ruang SIG, mereka bisa mengakses dari ruang kerjanya atau tempat-tempat lain yang dikehendaki. Aplikasi SIG yang berupa pelayanan pemerintah daerah terhadap masyarakat akan dengan mudah dinikmati oleh masyarakat, demikian juga aplikasi SIG yang berupa potensi daerah akan dengan mudah diakses oleh para invenstor.


3.2 Hardware
Ditinjau dari sisi hardware, Doers membutuhkan spesifikasi hardware yang tinggi dan relatif mahal. Hardware tersebut harus mampu melayani permintaan data untuk komunitas yang besar. Ditingkat Users dan Viewers cukup Personal Computer (PC) yang terhubung ke jaringan.
Aplikasi SIG yang berbasis Internet dapat dimanfaatkan oleh banyak pengguna tanpa menghabiskan investasi yang mahal. Cukup dengan PC yang terkoneksi ke jaringan, baik Intranet maupun Internet.


3.3 Software
Dari sisi software, Doers membuat dan mengelola SIG dengan berbagai macam software, sedangkan Users dan Viewers cukup menggunakan software browser untuk melakukan analisa maupun manipulasi data pada aplikasi SIG.


4. Penutup
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang demikian pesat telah mendorong lahirnya perpaduan antara aplikasi SIG berbasis Internet yang dapat diakses secara mobile. Teknologi ini makin memudahkan pengguna khususnya para pengambil keputusan dalam melakukan analisis SIG, mengingat akan kemudahan aksesnya.
Dalam kaitannya dengan otonomi daerah, dimana upaya-upaya untuk menginventarisasi potensi daerah dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat telah banyak dilakukan dengan memanfaatkan SIG, maka perlu dikembangkan ke arah berbasis Internet, sehingga potensi dan layanan tersebut dapat diakses secara luas.

0 komentar: